Perpaduan Budaya Kuno dan Budaya Modern
Museum Louvre, Paris
Pada tulisan ini, saya akan mengambil tema
perpaduan budaya kuno dan budaya modern di salah satu museum yang terkenal dan
terbesar di dunia yaitu Museum Louvre, Paris, Perancis.
Dahulunya, gedung Museum
Louvre merupakan bekas sebuah istana bangsawan. Istana tersebut terletak di
pusat Perancis antara sungai Seine dan Rue de Rivoli. Di Lapangan istana tersebut kini terdapat
piramida Louvre. Sebagian dari istana tersebut dibuka sebagai museum pada 8 November 1793, tepatnya pada saat Revolusi Perancis. Bangunan
Louvre ini dirancang oleh arsitek I.M.Pei yang merupakan arsitek dari Museum
Miho yang berada di Jepang. Desain dari Museum
Louvre merupakan
penambahan arsitektur modern ke dalam bangunan Renaissance Perancis.
Modernisasi Louvre ini merupakan ide dari Presiden Perancis Francois Mitterrand
agar lebih menyatu dengan kota Paris yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan
utama.
Menurut I.M. Pei, salah satu alasan utama pemakaian kaca adalah untuk
mempertahankan kesatuan bangunan arsitektur Renaissance Perancis yang tampil
dari wajah gedung lama. Transparansi material kaca membuat kesan ringan dan
tembus pandang sehingga penyatuan budaya kuno dengan modern ini menjadi suatu
kesatuan baru yang artistik dan bukan tempelan semata. Kebutuhan akan ruang
penerima yang lebih besar karena semakin meningkatnya pengunjung museum Louvre
ternyata memang dapat dipenuhi oleh desain Grand Louvre. Desain yang
mencoba memberikan kesan mengundang yang kuat pada pintu masuknya ini ternyata
memang berhasil mengundang semakin banyak wisatawan.
Pada tahun 1984, Museum
Louvre diresmikan oleh Presiden Perancis Francois Mitterrand. Piramida Louvre
tersebut terlapisi dengan kaca dan besi besar. Piramida itu tidak hanya berdiri
kokoh sendiri, tetapi dikelilingi oleh tiga piramida kecil yang berada di taman
Museum Louvre. Piramida utama berfungsi sebagai pintu masuk utama ke museum dan
pula berfungsi sebagai ventilasi mall bawah tanah di Museum Louvre. Struktur
piramida ini seluruhnya dibangun dari kaca yang mencapai tinggi 20,6 meter atau
sekitar 70 kaki. Bagian dasar piramida memiliki panjang sisi 35 meter yang
terdiri dari 603 kaca belah ketupat dan 70 kaca segitiga. Piramida dan lobi
Museum Louvre dibangun karena ada masalah dengan pintu utama piramida yang
tidak dapat menangani jumlah pengunjung yang banyak setiap harinya.
Tidak hanya
Piramida Louvre yang menggunakan bangunan piramida, tetapi ada juga suatu
bangunan yang bernama Place des Pyramides yang menggunakan bangunan piramida
juga. Dalam film The Da Vinci Code, sangat terlihat jelas bangunan Museum
Louvre dari dekat, dimana Piramida Louvre ketika malam sangat terang dan enak
dipandang karena bentuknya yang unik dan modern. Kaca yang transparan mendukung
kesan modern dalam piramida tersebut. Sedangkan ketika dalam film tersebut
memasuki Museum Louvre, terlihat sangat klasik dengan lukisan-lukisan yang
banyak dan beragam yang dipasang pada dinding tembok yang sangat terlihat bahwa
umur dari museum tersebut sudah tua. Lantai dari sejumlah kayu juga mendukung
klasiknya Museum Louvre. Perpaduan yang unik dan kontras dari budaya kuno
dengan budaya modern.
Pembangunan Piramida Louvre banyak menimbulkan pertentangan banyak orang karena orang-orang menganggap struktur Piramida Louvre sangat berbeda dengan Museum Louvre yang arsitekturnya klasik. Tetapi, ada beberapa dari warga Perancis sangat mendukung perpaduan antara kedua budaya tersebut. Beberapa warga Perancis tersebut menilai bangga atas arsitektur piramida dengan museum yang sangat kontras dan pula penggabungannya berhasil antara budaya klasik dengan budaya ultra modern. Tergantung apa pendapat dari warga dunia, tetapi Museum Louvre tetap menjadi perpaduan yang menarik antara dua budaya yang sangat berbeda. Jika dilihat dari sisi arsitekturnya, Museum Louvre pantas dijadikan sebagai tempat hiburan yang mendidik dan terkenal di dunia.
Sumber : Google dan YouTube
Tidak ada komentar:
Posting Komentar